PROGRAM INOVASI KUNCI BAJU ODHA DISOSIALISASIKAN KEPADA SELURUH TIM HIV AIDS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SERTA LINTAS SEKTOR DAN PROGRAM TERKAIT

PROGRAM INOVASI KUNCI BAJU ODHA DISOSIALISASIKAN KEPADA SELURUH TIM HIV AIDS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SERTA LINTAS SEKTOR DAN PROGRAM TERKAIT

Asryadin, S.ST.,M.Si / Dinas Kesehatan Kota Bima, Email : baekadhin@yahoo.co.id

Sebagaimana diketahui bahwa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah mencanangkan lima prioritas kerja pemerintah pada tahun 2019-2024 yang mencakup pembangunan SDM dan infrastruktur, simplifikasi regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi. Salah satu prioritas tersebut adalah penyederhanaan birokrasi pada berbagai sektor pemerintahan untuk mempercepat proses penyelenggaraan pemerintahan dan pengambilan keputusan, serta membuka peluang inovasi sebagai salah satu syarat agar pemerintahan bisa cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang begitu cepat

Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka menciptakan perubahan dalam tradisi Inovasi Daerah dan membangun gerakan satu instansi satu inovasi, salah satu Inovasi yang di gagas dan merupakan implementasi pengembangan program pelayanan Kesehatan public khususnya pengendalian HIV AIDS yaitu Inovasi KUNCI BAJU ODHA atau Kunjungi, Cintai, Obati dan Jangan jauhi Orang Dengan HIV AIDS  yang telah terlaksana sejak tahun 2020, di sosialiasikan kembali dalam rangka meningkatkan pemahaman serta peningkatan kinerja pelayanan kepada seluruh Tim Pengendali HIV AIDS yang terdiri dari : (1) Tim teknis HIV AIDS pada layanan pemerintah maupun swasta yang terdiri dari Dokter, Perawat, Bidan Petugas Laboratorium (TLM), petugas farmasi maupun petugas pencatatan dan pelaporan (RR), (2) Tim penjangkau HIV AIDS yang merupakan masyarakat yang peduli HIV AIDS, (3) program terkait yaitu program Kesehatan keluarga dan bagian perencanaan dan penganggaran, serta (4) sector terkait seperti KPA, dinas sosial, Lembaga pemsayarakatan, dinas tenaga kerja dll.

Sosialisasi program Inovasi KUNCI ODHA dirangkaikan dengan monitoring dan evaluasi program pengendalian HIV AIDS Dinas Kesehatan Kota Bima tahun 2021 dilaksanakan di ruang aula Gedung Instalasi farmasi Kesehatan (IFK) Kota Bima pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2022.

Tujuan utama program ini adalah mengimplementasikan program pemerintah dalam penanggulangan AIDS yang tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan nomor 21 tahun 2013 tentang penanggulangan HIV AIDS serta nomor 52 tahun 2017 tentang eliminasi penularan HIV, sifilis serta hepatitis dalam kegiatan triple eliminasi secara lebih dekat, adekuat dan berkesinambungan. Ide utama dari program ini adalah rendahnya cakupan deteksi dini serta kurangnya motivasi penderita dalam menerima konseling, terapi dan kepatuhan minum obat (ARV), memberikan pelayanan yang bermutu dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat baik populasi umum maupun kelompok beresiko.    

Program ini sangat mendukung pencapaian target TPB. Berdasarkan SPM, Dinas Kesehatan Kota Bima telah menentukan target layanan pada sasaran, yaitu : ibu hamil (3.401); penderita Tb (234); LSL/gay (228); pekerja sex (101); waria (45); penasun (101) dan WBP (264). Secara nasional, Program pengendalian HIV/AIDS bertujuan utama menghentikan epidemi AIDS pada tahun 2030. Untuk mencapai tujuan, diterapkan target 90-90-90 yaitu menemukan 90% dari perkiraan ODHA, mengobati 90% ODHA dan memastikan 90% ODHA yang diobati mengalami supresi virus tahun 2027. Secara umum, program KUNCI BAJU ODHA mampu secara signifikan meningkatkan mutu pelayanan HIV AIDS pada masyarakat umum maupun kelompok beresiko, yaitu terjadi peningkatan 553% cakupan pemeriksaan HIV AIDS, dimana pada tahun 2021, dilakukan skrining pada 2.934 orang sedangkan pada tahun 2020, jumlah capaian skrining hanya sebanyak 530 orang. Begitu pula dengan presentase pasien (ODHIV/ODHA) yang menerima terapi ARV, dimana pada akhir bulan maret 2022, jumlah penderita yang telah menerima terapi sebesar 92,3% (12 orang dari 13 penderita). Keberhasilan pengendalian HIV AIDS yang merupakan tujuan utama program ini ditandai dengan tingginya temuan kasus HIV positif dibandingkan dengan penemuan kasus AIDS yang menunjukkan keberhasilan skrining sehingga pemberian terapi akan lebih cepat diberikan sebelum penderita masuk dalam stadium AIDS.