Dinas Kesehatan Sosialisasi Kolaborasi TB - HIV
Kota Bima, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bima Syarifuddin, S.Sos.,MPH membuka secara resmi acara pertemuan Kolaborasi TB-HIV Selasa, 27 Februari 2024 di Aula Dinas Kesehatan Kota Bima.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Bidang P3PL Program TB Dinas Kesehatan Kota Bima serta dikuti dan dihadiri oleh pemegang Program TB dan pemegang program HIV diseluruh Puskesmas, Rumah Sakit Kota Bima, RS. PKU Muhammadiya dan RS. dr. Agung.
Tuberkulosis dan HIV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan di Indonesia, yang mendapat prioritas untuk segera berakhir pada tahun 2030. Di negara dengan beban ganda TBC dan HIV, risiko ODHIV mengalami TBC dapat mencapai 29 kali. Menurut WHO, pada tahun 2013 TBC merupakan penyebab kematian utama ODHIV, setiap 1 dari 5 kematian terkait AIDS, sedangkan 1 dari 4 kematian TBC terkait HIV. Faktor utama di balik kematian TBC antara orang dengan HIV adalah diagnosis yang terlambat. Risiko kejadian TBC diperkirakan antara 16-27 kali lebih besar pada ODHIV dibandingkan mereka yang tidak terinfeksi HIV. Sementara studi otopsi antara orang yang meninggal karena AIDS melaporkan bahwa hampir setengah (46%) dari mereka memiliki TBC yang tidak terdeteksi sebelum kematian. Laporan Tuberkulosis Global WHO tahun 2020 menyoroti bahwa secara global 44% ODHIV dengan TBC tidak didiagnosis pada tahun 2019. Oleh karena itu, meningkatkan deteksi TBC di antara orang yang hidup dengan HIV sangatlah penting. Pengobatan pencegahan tuberkulosis (TPT) bagi ODHIV telah terbukti secara signifikan mengurangi kematian karena TBC. Meskipun secara global baru 50% ODHIV yang memulai ART juga memulai TPT pada tahun 2019, perluasan dan peningkatan cakupan TPT telah dimulai di banyak negara.
Sekretaris Dinas Kesehatan dalam berbagai tekanan pentingnya kolaborasi TB-HIV untuk merunkan angka kesakitan serta penguatan program manajemen dengan koordinasi percepatan penanggulangan tuberkulosis, peran serta masyarakat serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
Sekretaris Dinas Kesehatan juga menambahkan perlunya penguatan dan perluasan layanan dan kegiatan TB-HIV HIV, penetapan peran dan tanggung jawab masing-masing program dan organisasi, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan kolaborasi TB-HIV.
Pada pertemuan ini jg disampaikan materi dan evaluasi perkembangan kedua program oleh Sekrataris Dinas Kesehatan dan Wasor TB. Meskipun masih ada hambatan-hambatan yang harus diatasi, dengan komitmen dan jejaring yang kuat penanggulangan penyakit TB dan HIV akan lebih berhasil, Dari pertemuan tersebut keluaran yang diharapkan yaitu Peserta dapat mengupdate informasi terbaru pelaksanaan kolaborasi TB-HIV, Didapatkannya hasil validasi data kolaborasi TB HIV serta teridentifikasinya permasalahan dalam penanggulangan TB HIV di Kabupaten Indramayu dan Didapatkannya rencana tindak lanjut dari masing-masing program.RS.